My Blog ^.^


Bayi Saya Kuning
Sekedar Sharing…

“Lebih dari setengah bayi lahir saat ini sering berwarna kuning, istilah bahasa inggrisnya jaundice. Jaundice disebabkan oleh deposit pigmen kuning yang disebut bilirubin dalam darah. Bilirubin ini adalah hasil dari pecahnya sel darah yang sebenarnya normal pada fisiolofi tubuh manusia. Pada manusia dewasa bilirubin dipisahkan dari darah oleh liver dan dibuang pada sistem sekresi /kencing. Pada bayi yang baru lahir bilirubin yang dihasilkan melebihi kemampuan liver memprosesnya sehingga tidak dapat dibuang melalui sistem sekresi dan menjadi deposit dalam darah sehingga membuat kulit berwarna kuning”
Paragraf diatas adalah sebagian kutipan dari artikel yang saya baca melalui internet sekitar 7,5 bulan yang lalu. Pada tanggal 1 Juli 2010 yang lalu, saya melahirkan seorang anak laki-laki dengan metode caesar dikarenakan air ketuban saya saat itu sudah berkurang banyak dan saat diawal pembukaan denyut jantung bayi saya lemah terlihat dari alat CTG. Sehingga dokter kandungan saya pun memutuskan untuk segera mengeluarkan anak saya dengan cara caesar. 
Bayi yang saya lahirkan mempunyai bobot yang lumayan jauh dibawah rata-rata berat badan bayi lahir normal, beratnya hanya 1,9kg. Sedangkan saya sendiri mengalami kenaikan BB sekitar 16 kg selama saya mengandung, dokter kandungan saya pun menyimpulkan bahwa saya mengalami kelainan diameter sel darah, yang menurutnya diameter darah saya lebih kecil dibanding normal, semua itu memang terlihat dari hasil tes darah yang saya lakukan, tetapi jauh di dalam benak saya, semua itu karena sugesti yang saya tanamkan pada diri saya untuk tidak membuat bayi saya besar, karena saya sangat khawatir mengalami kesusahan dalam proses persalinan kelak yang notabene merupakan persalinan saya yang pertama, konyol memang, so.. berhati-hatilah dengan sugesti anda J..seperti apa yang sudah saya baca dari buku The Secret yang fenomenal itu bahwa di dunia ini ada “Hukum Tarik-menarik" membuat perasaan dan pikiran seseorang menjadi nyata dalam kehidupan mereka, untuk itu..maafkan bunda ya nak..
Masuk pada hari keempat usia bayi saya, suster mengatakan bahwa bayi saya kuning, terlihat dari hasil tes darah yang menunjukkan kadar bilirubinnya 17 mg/dl, sedangkan batas aman kadar bilirubinnya adalah 12,5 mg/dl. Setelah dilakukan terapi sinar alias fototerapi selama 24 jam, bayi saya akhirnya diperbolehkan pulang karena kadar bilirubinnya masih dikategorikan normal (menurut suster) yaitu 14 mg/dl dengan catatan bayi saya harus sering dijemur sinar matahari pagi.
Namun, dikarenakan cuaca yang kurang mendukung saat itu, sehingga sinar matahari jarang saya temui tiap paginya, bayi saya pun kembali tampak menguning terlihat dari mata, muka hingga telapak tangan dan kakinya, segera saya bawa ke dokter untuk diperiksa (kira-kira jatuh pada hari ke 15 usianya), tes darah pun menunjukkan kadar bilirubin yang tinggi bahkan mencapai 19 mg/dl.
Tingginya kadar bilirubin membuat bayi saya harus masuk RS untuk diterapi sinar kembali, kali ini proses penyinarannya berlangsung selama 3 hari, sedih rasanya kalau mengingat masa itu, tidak tega melihat bayi mungil saya harus dimasukkan di dalam box selama 3 hari lamanya, bahkan untuk disusui pun saya harus memompa asi terlebih dahulu baru kemudian diberikan dengan menggunakan dot melalui lubang yang ada pada box, bayi saya disinar tanpa sehelai pakaian hanya menggunakan penutup mata dan popok saja, sekedar info..mata ditutup dengan kain berwarna putih gunanya untuk memantulkan cahaya yang apabila terkena akan menyebabkan efek toksik pada retina yang immature dan bayi pun harus sering disusui agar tidak dehidrasi.
Setelah proses penyinaran selama 3 hari, akhirnya pada keesokan harinya bayi saya dinyatakan normal dengan kadar bilirubin 11,5 mg/dl, dokter mengingatkan untuk sering disusui agar sekresinya banyak, karena bilirubin dapat dikeluarkan melalui air kencing dan kotoran bayi. Tapi apa mau dikata, mungkin karena kondisi saya waktu itu sedang “down” sehingga membuat air susu saya sedikit, dan karena takut kejadian diatas terulang lagi, saya dengan terpaksa memberikan susu formula sebagai selingan. Semua itu saya lakukan agar bayi saya mendapatkan cukup cairan.
Dokter juga memberikan obat racik untuk membantu pembuangan bilirubin melalui air kencing. Obat racik ini berupa puyer yang harus dikonsumsi sebanyak 3 x sehari selama 4 hari. Alhamdulillah..tiba saat kontrol pertama setelah terapi sinar, bayi saya pun dinyatakan sehat, tidak kuning lagi J. Hingga sampai saat ini di usianya yang ke 8 bulan, bayi saya sehat dan lincah, sudah bisa merangkak sejak usia 6,5 bulan dapat duduk sendiri di usia 7 bulan dan sekarang giginya sudah dua..Alhamdulillah…
Untuk orangtua diluar sana yang mempunyai pengalaman seperti saya, yakinlah bahwa Allah tidak akan memberikan ujian yang tidak dapat dilalui oleh hambaNya..terus berdoa dan bersyukur atas segala pengalaman dan karunia yang telah diberikan olehNya..rasa cinta dan sayang saya untuk suami yang selalu ada disamping saya dan membesarkan hati saya juga kepada orang tua saya yang sangat sayang dan perhatian sekali kepada cucunya..  

Dian Setiati
Just Ordinary Mother with Extraordinary Son..
(10 Maret 2011)